Sepuluh Wasiat Untuk Seorang Istri
Nabilah
Istri memegang peranan yang sangat penting dalam istana keluarganya. Maka ia dituntut untuk memahami peranan tersebut lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan berkeluarga. Berikut ada beberapa wasiat untuk mereka yang berhasrat menjadi istri yang mendambakan keluarga bahagia. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.
2.Berupaya mengenal dan memahami suami.
3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik.
"Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati dan mata suaminya. Semoga Allah memeliharamu dalam naungan kasih sayang dan rahmatNya. Amin."
Istri memegang peranan yang sangat penting dalam istana keluarganya. Maka ia dituntut untuk memahami peranan tersebut lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan berkeluarga. Berikut ada beberapa wasiat untuk mereka yang berhasrat menjadi istri yang mendambakan keluarga bahagia. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.
1. Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat.
Bila
engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka
bermaksiatlah kepada Allah. Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan
negeri dan menggoncang kerajaan. Oleh karena itu jangan engkau
goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah.
Wahai
hamba Allah....jagalah Allah maka Dia akan menjagamu beserta keluarga
dan rumahmu. Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan
mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan
menceraiberaikan keutuhannya.
Karena itulah, salah seorang wanita
shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia
berkata:"Aku mohon ampun kepada Allah..itu terjadi karena perbuatan
tanganku (kesalahanku).."Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari
berbuat maksiat, khususnya:
-Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar.
-Duduk di majlis ghibah dan namimah, berbuat riya dan sum'ah.
-Menjelekkan
dan mengejek orang lain. Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang
briman janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena)
boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang
menolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita
lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih
baik dari wanita (yang mengolok-olokkan"(QS. Al Hujurat: 11).
-Keluar
menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa
didampingi mahram. Rasulullah bersabda:"Negeri yang paling dicintai
Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah
adalah pasar-pasarnya"(HR. Muslim).
-Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pambantu dan pendidik-pendidik yang kafir.
-Meniru
wanita-wanita kafir. Rasulullah bersabda:"Siapa yang menyerupai suatu
kaum maka ia termasuk golongan mereka"(HR. Imam Ahmad dan Abu Daud serta
dishahihkan Al-Albany).
-Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.
-Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah).
-Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan yang mendesak.
2.Berupaya mengenal dan memahami suami.
Hendaknya
engkau berupaya memahami suamimu. Apa -apa yang ia sukai, berusahalah
memenuhinya dan apa-apa yang ia benci, berupayalah untuk menjauhinya
dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah karena
tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khalik
(Allah 'Azza Wajalla).
3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik.
Sesungguhnya
hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah bersabda:"Seandainya aku
boleh memerintahkanku seseorang sujud kepada orang lain niscaya aku
perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya"(HR. Imam Ahmad dan
Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany).
Hak suami yang pertama
adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik
dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya. Rasulullah
bersabda:"Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya,
yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang
durhaka kepada suaminya hingga ia kembali"(HR. Thabrani dan Hakim,
dishahihkan oleh Al-Albany).
Ketahuilah, engkau termasuk penduduk
surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat
kepada suamimu. Dengan ketaatanmu pada suami dan baiknya pergaulanmu
terhadapnya, engkau akan menjdai sebaik-baik wanita (dengan izin Allah).
4.Bersikap qanaah (merasa cukup).
Kami meninginkan wanita muslimah ridha dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak.
Maka
janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu
yang tidak perlu. Renungkanlah wahai saudariku muslimah, adabnya wanita
salaf radhiallahu 'anhunna.Salah seorang dari mereka bila suaminya
hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya. Apakah itu???
Ia berkata pada suaminya:"Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari
penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun
kami tidak bisa bersabar dari api neraka."
5. Baik dalam mengatur urusan rumah
tangga, seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada
pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan
menyiapkan makan pada waktunya.
Termasuk
pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada
tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan
dan alat-alat kecantikan.
6.Baik
dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya
dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya.
Wajib
bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut,
menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau
melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah
semampumu.
7.Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya.
Jika
engkau ingin hidup dalam hati suamimu, maka sertailah ia dalam duka
cita dan kesedihannya. Renungkanlah wahai saudariku kedudukan Ummul
Mukminin, Khadijah radhiallahu 'anha, dalam hati Rasulullah walaupun ia
telah meninggal dunia.. Kecintaan beliau kepada Khadijah tetap bersemi
sepanjang hidup beliau, kenangan bersama Khadijah tidak terkikis oleh
panjangnya masa. Bahkan terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya
dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Seorangpun tidak akan
lupa perkataannya yang masyur sehingga menjadikan Rasulullah merasakan
ketenangan setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati
ketika turun wahyu pada kali pertama:" Demi Allah, Allah tidak akan
menghinakanmu selamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi,
menaggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan
engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran".(HR. Mutafaq alaihi,
Bukhary dan Muslim).
8.Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya.
Wahai
istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat kau tunjukkan
dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya,
hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya.
Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat
menyegarkan kembali cintamu di hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan
kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu dengan membandingkan lautan
keutamaan dan kebaikannya kepadamu.
9.Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya).
Istri
adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta
paling tahu kekhususannya. Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat
yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi istri lebih
besar dan lebih jelek lagi. Saudariku, simpanlah rahasia-rahasia
suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali karena
maslahat yang syar'I seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada Hakim
atau Mufti atau orang yang engkau harapkan nasehatnya.
10.Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan.
Termasuk
kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan
kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya. Padahal
Rasulullah telah melarang hal itu dalam sabdanya:"Janganlah seorang
wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan wanita itu kepada
suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya"(HR. Bukhary dalam
An-Nikah).
"Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati dan mata suaminya. Semoga Allah memeliharamu dalam naungan kasih sayang dan rahmatNya. Amin."
Komentar
Posting Komentar